Pada umumnya
metode yang digunakan untuk menghilangkan besi adalah metode fisika, kimia,
biologi maupun kombinasi dari masing – masing metode tersebut. Metode fisika
dapat dilakukan dengan cara filtrasi, aerasi, presipitasi, elektrolitik,
pertukaran ion (ion exchange), adsorpsi dan sebagainya. Metode kimia
dapat dilakukan dengan pembubuhan senyawa khlor, kapur – soda, ozon,
polyphosphat, koagulan, flokulan, dan sebagainya. Metode biologi dapat
dilakukan dengan cara menggunakan mikroorganisme autotropis tertentu seperti
bakteri besi yang mampu mengoksidasi senyawa besi.
Pemilihan proses
tersebut dipilih berdasarkan besarnya konsentrasi zat besi serta kondisi air
baku yang digunakan. Untuk menghilangkan zat besi di dalam air yang paling
sering digunakan adalah dengan cara proses oksidasi secara kimiawi kemudian
dilanjutkan dengan pemisahan endapan/suspensi/dispersi atau (suspended
solid) yang terbentuk menggunakan proses sedimentasi dan atau filtrasi.
Untuk meningkatkan efisiensi pemisahan endapan tersebut maka dapat digunakan
proses koagulasi-flokulasi yang dilanjutkan dengan sedimentasi dan filtrasi.
Berikut ini
beberapa proses penghilangan besi dalam air:
1. Proses Oksidasi
Proses penghilangan besi dan mangan dengan
cara oksidasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara yaitu :
1. Oksidasi dengan aerasi
Aerasi adalah proses pengambilan oksigen dengan
cara mengkontakkan air yang tercemar Fe dengan udara sehingga kandungan oksigen
dalam air bertambah.
Adanya kandungan alkalinity, (HCO3)-
yang cukup besar dalam air, akan menyebabkan senyawa besi berada dalam bentuk
senyawa ferro bikarbonat, Fe(HCO3)2. Oleh karena bentuk
CO2 bebas lebih stabil daripada (HCO3)-, maka
senyawa bikarbonat cenderung berubah menjadi senyawa karbonat.
Fe(HCO3)2 ===> FeCO3
+ CO2 + H2O
Dari reakasi tersebut dapat dilihat, jika CO2
berkurang, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke kanan dan selanjutnya
reaksi akan menjadi sebagai berikut :
FeCO3 + CO2 ===> Fe(OH)2
+ CO2
hidroksida besi (II) masih mempunyai kelarutan
yang cukup besar, sehingga jika terus dilakukan oksidasi dengan udara atau
aerasi akan terjadi reaksi (ion) sebagai berikut:
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O
===> 4 Fe(OH)3 + 8 H+
Sesuai dengan reaksi tersebut, maka untuk
mengoksidasi setiap 1 mg/l zat besi dibutuhkan 0,14 mg/l oksigen. Pada pH rendah,
kecepatan reaksi oksidasi besi dengan oksigen (udara) relatif lambat, sehingga
pada prakteknya untuk mempercepat reaksi dilakukan dengan cara menaikkan pH air
yang akan diolah. Pengaruh pH terhadap oksidasi besi dengan udara (aerasi)
dapat dilihat pada Tabel 1.
2. Oksidasi dengan klorinasi
Khlorine, Cl2 dan ion
hipokhlorit, (OCl)- adalah merupakan bahan oksidator yang kuat sehingga
meskipun pada kondisi pH rendah dan oksigen terlarut sedikit, dapat
mengoksidasi dengan cepat. Reaksi oksidasi antara besi dengan khlorine adalah
sebagai berikut:
2 Fe2+ + Cl2 + 6 H2O
==> 2 Fe(OH)3 + 2 Cl- + 6 H+
Berdasarkan reaksi tersebut di atas, maka
untuk mengoksidasi setiap 1 mg/l zat besi dibutuhkan 0,64 mg/l khlorine. Tetapi
pada prakteknya, pemakaian khlorine ini lebih besar dari kebutuhan teoritis
karena adanya reaksi-reaksi samping yang mengikutinya. Disamping itu apabila
kandungan besi dalam air baku jumlahnya besar, maka jumlah khlorine yang
diperlukan dan endapan yang terjadi juga besar sehingga beban flokulator, bak
pengendap dan filter menjadi besar pula. Berdasarkan sifatnya, pada tekanan
atmosfir khlorine adalah berupa gas. Oleh karena itu, untuk mengefisienkannya,
khlorine disimpan dalam bentuk cair dalam suatu tabung silinder bertekanan 5
sampai 10 atmosfir. Untuk melakukan khlorinasi, khlorine dilarutkan dalam air
kemudian dimasukkan ke dalam air yang jumlahnya diatur melalui orifice
flowmeter atau dosimeter yang disebut khlorinator. Pemakaian kaporit atau
kalsium hipokhlorit untuk mengoksidasi atau menghilangkan besi relatif sangat
mudah karena kaporit berupa serbuk atau tablet yang mudah larut dalam air.
3. Oksidasi dengan permanganat
Untuk menghilangkan besi dalam air, dapat
pula dilakukan dengan mengoksidasinya dengan memakai oksidator kalium
permanganat dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
3 Fe2+ + KMnO4 + 7 H2O
==> 3 Fe(OH)3 + MnO2 + K+ + 5 H+
Secara stokhiometri, untuk mengoksidasi 1
mg/l besi diperlukan 0,94 mg/l kalium permanganat. Dalam prakteknya, kebutuhan
kalium permanganat ternyata lebih sedikit dari kebutuhan yang dihitung
berdasarkan stokhiometri. Hal ini disebabkan karena terbentuknya mangan
dioksida yang berlebihan yang dapat berfungsi sebagai oksidator dan reaksi
berlanjut sebagai berikut :
2 Fe2+ + 2 MnO2 + 5
H2O ==> 2 Fe(OH)3 + Mn2O3 + 4 H+
2. Proses Koagulasi-flokulasi
1. Proses Koagulasi dengan penambahan bahan
koagulan
Sebagaimana diketahui bahwa zat besi
banyak terdapat dalam air tanah dan pada umumnya berada dalam bentuk senyawa
valensi 2 atau dalam bentuk ion Fe2+ . Lain halnya jika besi
tersebut berada dalam air dalam bentuk senyawa organik dan koloid, misalnya
bersenyawa dengan zat warna organik atau asam humus (humic acid), maka keadaan
yang demikian susah dihilangkan baik dengan cara aerasi, penambahan khlorine
maupun dengan penambahan kalium permangganat. Adanya partikel-partikel halus
Fe(OH)3.n H2O air juga sukar mengendap dan menyebabkan air menjadi
keruh.
Untuk menghilangkan zat besi seperti pada
kasus tersebut di atas, perlu dilakukan koagulasi dengan membubuhkan bahan
koagulan, misalnya aluminium sulfat, Al2(SO4).nH2O
dalam air yang mengandung kolloid. Dengan pembubuhan koagulan tersebut, koloid
dalam air menjadi bergabung dan membentuk gumpalan (flock) kemudian mengendap.
Setelah koloid senyawa besi mengendap, kemudian air disaring dengan saringan
pasir cepat.
2. Proses Koagulasi dengan Cara Elektrolitik
Ke dalam air baku dimasukkan elektroda
dari lempengan logam aluminium (Al) yang dialiri dengan listrik arus searah.
Dengan adanya arus listrik tersebut, maka elektroda logam Al tersebut sedikit
demi sedikit akan larut ke dalam air membentuk ion Al3+, yang oleh
reaksi hidrolisa air akan membentuk Al(OH)3 merupakan koagulan yang
sangat efektif. Dengan terbentuknya Al(OH)3.nH2O dan besi
organik serta partikel-pertikel kolloid lain yang bermuatan negatif akan
tertarik oleh ion Al3+ sehingga menggumpal menjadi partikel yang
besar, mengendap dan dapat dipisahkan. Cara ini sangat efektif, tetapi makin
besar skalanya maka kebutuhan listriknya makin besar pula.
3. Proses Filtrasi Kontak
Ada dua cara yang banyak dipakai yaitu :
1. Filtrasi dengan media filter yang
mengandung MnO2
Air baku yang mengandung Fe dialirkan ke
suatu filter yang medianya mengandung MnO2.nH2O.
Selama mengalir melalui media tersebut Fe yang terdapat dalam air
baku akan teroksidasi menjadi bentuk Fe(OH)3 oksigen terlarut dalam
air, dengan oksigen sebagai oksidator. Reaksinya adalah sebagai berikut :
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O
===> 4 Fe(OH)3 + 8 H+
Untuk reaksi penghilangan besi tersebut
diatas adalah merupakan reaksi katalitik dengan MnO2 sebagai
katalis sehingga kemampuan penghilangan Fe nya makin lama makin berkurang.
2. Dengan Mangan Zeolite
Air baku yamg mengandung besi dialirkan
melalui suatu filter bed yang media filternya terdiri dari mangan-zeolite (K2Z.MnO.Mn2O7).
Mangan Zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan besi yang
ada dalam air teroksidasi menjadi bentuk ferri-oksida yang tak larut dalam air.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
K2Z.MnO.Mn2O7+4
Fe(HCO3)2 ==> K2Z + 3 MnO2 + 2
Fe2O3 + 8 CO2 + 4 H2O Reaksi
penghilangan besi dengan mangan zeoite tidak sama dengan proses pertukaran ion,
tetapi merupakan reaksi dari Fe2+ dengan oksida mangan tinggi
(higher mangan oxide).
Filtrat yang terjadi mengandung mengandung
ferri-oksida yang tak larut dalam air dan dapat dipisahkan dengan pengendapan
dan penyaringan. Selama proses berlangsung kemampunan reaksinya makin lama
makin berkurang dan akhirnya menjadi jenuh. Untuk regenerasinya dapat dilakukan
dengan menambahkan larutan Kaliumpermanganat kedalam zeolite yang telah jenuh
tersebut sehingga akan terbentuk lagi mangan zeolite (K2Z.MnO.Mn2O7).
4. Proses Soda Lime
Proses ini adalah merupakan gabungan
antara proses pemberian zat alkali untuk menaikkan pH dengan proses aerasi.
Dengan menaikkan pH air baku sampai harga tertentu maka reaksi oksidasi besi
dan mangan dengan cara aerasi dapat berjalan lebih cepat. Zat alkali yang
sering dipakai yaitu kapur (CaO) atau larutan kapur [Ca(OH)2 ] dan
soda api [Na(OH)] atau campuran antara keduanya. Cara penambahan zat alkali
yakni sebelum proses aerasi. Untuk oksidasi besi, sangat efektif pada pH 8-9,
sedang untuk oksidasi mangan baru efektif pada pH > 10. Oleh karena pH air
baku menjadi tinggi, maka setelah Fe nya dipisahkan, air olahan harus
dinetralkan kembali.
5. Proses Penghilangan Besi dengan Bakteri
Besi
Pada saringan pasir lambat, pada saat
operasi dengan kecepatan 10-30 meter/hari, setelah operasi berjalan 7-10 hari,
maka pada permukaan atau dalam media filternya akan tumbuh dan berkembang biak
bakteri besi yang dapat mengoksidasi besi yang ada dalam air. Bakteri besi mendapatkan
energi aktivasi yang dihasilkan oleh reaksi oksida besi, untuk proses
perkembangbiakannya. Dengan didapatkannya energi tersebut maka jumlah sel
bakteri juga akan bertambah. Dengan bertambahnya jumlah sel bakteri besi
tersebut, maka kemampuan mengoksidasi-nyapun menjadi bertambah pula. Sedangkan
besi yang telah teroksidasi akan tersaring/tertinggal dalam filter. Yang
termasuk dalam grup Bakteri besi yang banyak dijumpai yaitu: Crenothrix yang
dapat menghilangkan besi.
6. Penghilangan Besi dengan Filtrasi DuaTahap
Cara ini sebetulnya untuk menghilangkan /
meniadakan proses koagulasi dan sedimentasi yaitu dengan cara melakukan
penyaringan 2 (dua) tahap dengan saringan pasir cepat. Setelah proses aerasi,
maka senyawa besi dalam bentuk Fe(OH)3larut dalam air dialirkan ke dalam
saringan pasir cepat secara bertahap. Cara ini dapat menghemat biaya operasi
untuk koagulasi dan pengendapan tetapi beban saringan pertama akan cukup besar.
7. Cara Lain
Khususnya untuk menghilangkan besi yang
ada dalam air ada cara lain yang dapat digunakan yaitu dengan Oksidasi Kontak
(Contact Oxydation). Air baku dialirkan melalui saringan pasir atau media
lainnya yang permukaannya terlapisi oleh zat oksiferrihidroksida (FeOOH). Pada
saat melalui media tersebut Fe2+ dengan waktu yang sangat singkat
akan teroksidasi menjadi Fe3+ dengan zat oksigen yang
terlarut (DO) sebagai oksidator.
Tetapi jika kandugnan oksigen yang
terlarut dalam air baku kecil misalnya air tanah, maka air bakunya harus
dikontakkan dengan udara dengan cara kontak biasa atau menggunakan peralatan
tertentu untuk suplai oksigen. Mekanisme reaksi penghilangan besi dengan
oksidasi kontak adalah merupakan reaksi auto-katalitik dengan
oksiferrihidroksida (FeOOH) sebagai katalis, yang banyak terdapat pada bijih
limonite. Jika dibandingkan dengan cara-cara yang lain, penghilangan besi
dengan cara ini mempunyai karakteristik yang sangat berbeda. Cara oksidasi
kontak ini mempunyai keuntungan:
·
Tanpa
proses Koagulasi dan Pengendapan.
·
Kecepatan
filtrasi besar.
·
Waktu
pakai media filter (penyaringan) / katalis lama.
·
Tanpa
proses regenerasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar